FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERILAKU ORANG TUA PADA BALITA STUNTING DI KABUPATEN GORONTALO
DOI:
https://doi.org/10.35721/jakiyah.v4i2.100Keywords:
Stunting, diare, asap, rokokAbstract
Latar Belakang: Stunting merupakan dampak kekurangan gizi kronis selama 1.000 hari pertama kehidupan anak.
Hasil riset kesehatan dasar menemukan bahwa pada proporsi stunting atau balita pendek pada tahun 2018 sebesar
30,8% di Indonesia. Prevalensi stunting di Kabupaten Gorontalo pada tahun 2017 sebesar 32,3 %, lebih tinggi dari
rata-rata nasional.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor lingkungan dan perilaku orang tua pada kasus stunting
pada anak usia kurang dari 5 tahun di Kabupaten Gorontalo.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif dan menggunakan desain case control study.
Besar sampel sebanyak 59 orang untuk setiap kelompok kasus dan kontrol. Data dikumpulkan dengan
menggunakan kuesioner. Data dianalisis bivariat menggunakan uji Chi Square dan Odd Ratio, dan analisis
multivariat menggunakan uji Regresi Logistik.
Hasil penelitian: Hasil penelitian menunjukkan Riwayat diare yang sering, kurangnya akses air bersih, dan
terpapar asap rokok merupakan faktor risiko kejadian stunting. Kebiasaan cuci tangan pakai sabun merupakan
faktor protektif terhadap kejadian stunting.
Simpulan: Riwayat diare yang sering, kurangnya akses air bersih, dan terpapar asap rokok merupakan faktor
risiko kejadian stunting di Kabupaten Gorontalo. Perilaku mencuci tangan pakai sabun merupakan faktor protektif
terhadap kejadian stunting.