FAKTOR RISIKO KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SAMPOLAWA KABUPATEN BUTON SELATAN
Keywords:
sanitasi lingkungan, riwayat penyakit infeksi, pengetahuan ibu, kejadian stuntingAbstract
Latar Belakang: Berdasarkan data kasus stunting pada balita di Puskesmas Sampolawa tahun 2022 tercatat dan ditangani sebanyak 174 kasus dan tahun 2023 sebanyak 142 kasus..
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan dan faktor risiko dengan kejadian stunting pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sampolawa Kabupaten Buton Selatan
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan metode survei dan desain penelitian case control. Populasinya sebanyak 142 balita dan sampel sebanyak 118 responden (kasus = 59 responden dan kontrol = 59 responden). Penelitian dilakukan pada bulan mei-juni 2024. Analisis data menggunakan analisis uji chi square dan analisis logistic
Hasil: Hasil analisis data menunjukan berdasarkan uji chi-square variabel dengan nilai p < 0,05 adalah diare (p=0,000), pilek (p=0,040), demam (p=0,001), pemberian MP-ASI (p=0,046), dan jenis makanan bergizi (p=0,000) dan analisis logistic variabel dengan nilai AOR > 1 yakni diare (AOR=5,25), batuk (AOR=1,08), pilek (AOR=2,46), demam (AOR=3,95), pemberian MP-ASI (AOR=16,82).
Kesimpulan: Kesimpulan ada hubungan antara diare, pilek, demam, pemberian MP-ASI, jenis makanan bergizi dengan kejadian balita stunting di wilayah kerja Puskesmas Sampolawa dan variabel yang beresiko terhadap kejadian stunting adalah diare, batuk, pilek, demam, dan pemberian MP-ASI. Dengan demikian perlu adanya sosialisasi dan promosi kesehatan khususnya PHBS dan pengetahuan asupan gizi untuk balita guna mencegah kejadian stunting
Kata Kunci : Sanitasi Lingkungan, Riwayat Penyakit Infeksi, Pengetahuan Ibu, Kejadian Stunting